IMPLEMENTASI TRI HITA KARANA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI BAGI MASYARAKAT DI KECAMATAN UBUD UNTUK MEWUJUDKAN DHARMA RAKSATA RAKSITA

Ni Luh Devi Agustiani (6224)

I Putu Denta Nugraha Parahyangan (6255)

Putu Ayu Sri Kumala Dewi (6216)

 

PENDAHULUAN

logo-simbol-lambang-kabupaten-gianyar-bali-indonesia

Tri Hita Karana merupakan salah satu konsep kosmologi yang merupakan falsafah hidup tangguh bagi umat Hindu. Falsafah tersebut memiliki konsep yang dapat melestarikan keanekaragaman budaya dan lingkungan di tengah hantaman globalisasi dan homogenisasi. Mengingat konsep Tri Hita Karana merupakan salah satu pedoman dalam kehidupan sehari-hari, maka segala tujuan kehidupan yang ingin dicapai hendaknya selalu berpegang teguh kepada tiga hubungan yang digariskan pada konsep tersebut. Pencapaian semboyan “Dharma Raksata Raksita” sebagai semboyan Kabupaten Gianyar hendaknya pula berpedoman pada Tri Hita Karana. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di kecamatan Ubud dalam mencapai Dharma Raksata Raksita.

null

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, dengan jumlah sampel sebesar 100 orang, yang dilakukan di wilayah Kecamatan Ubud. Pengambilan data dilakukan dengan kuesioner, yang selanjutnya dianalisis dengan statistic univariat untuk memperoleh ; frekuensi, persentase, dan modus.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Kecamatan Ubud. Penelitian ini menggunakan sampel yang diambil dengan accidental sampling. Jumlah sampel minimal sebesar 96 orang, dan ditingkatkan menjadi 100.

Instrumen pengumpul data dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berjumlah 20 butir pertanyaan pilihan berganda dengan empat option, yaitu : Selalu (Sl), Sering (Sr), Jarang (Jr), dan Tidak Pernah (TP). Kuesioner tersebut dikelompokkan menjadi tiga variable Tri Hita Karana, yaitu :  Sembilan pertanyaan untuk implementasi variabel Parahyangan, enam pertanyaan untuk variabel Palemahan, dan lima pertanyaan untuk variabel Pawongan.

Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada semua sampel. Jumlah kuesioner sebanyak 20 butir pernyataan, dengan menggunakan skala likert. Pengolahan data dilakukan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : a) Editing, yaitu melakukan pemeriksaan kembali terhadap kuesioner yang telah dikumpulkan. b) Coding, yaitu memberikan kode terhadap kategori persepsi yang diperoleh setiap responden. c) Tabulating, yaitu memasukkan data persepsi responden ke dalam table induk. Data yang telah terkumpul selajutnya dianalisis dengan statistik univariat, untuk memperoleh : persentase, modus dan rata-rata.

 

HASIL

Implementasi Variabel Parahyangan dalam Kehidupan Sehari-hari Bagi Masyarakat di Kecamatan Ubud dalam Mencapai Dharma Raksata Raksita

No Jenis Implementasi Pelaksanaan
Sl Sr Jr TP
1 Tri Sandya tiga kali sehari 6 34 56 4
2 Berdoa sebelum melakukan kegiatan 37 39 23 1
3 Melaksanakan Yadnya Sesa setelah masak 60 19 19 2
4 Melakukan meditasi 4 19 52 25
5 Mendengar Dharma Wacana 10 27 54 9
6 Turut beryadnya pada upacara keagamaan 49 30 20 1
7 Terlibat dalam persiapan Piodalan 34 31 26 9
8 Ikut serta gotong-royong di Pura 26 34 35 5
9 Ikut/ beryadnya pada pembangunan di Pura 22 36 25 17
Jumlah 248 269 310 73

 

Implementasi Variabel Pawongan dalam Kehidupan Sehari-hari Bagi Masyarakat di Kecamatan Ubud dalam Mencapai Dharma Raksata Raksita

No Jenis Implementasi Pelaksanaan
Sl Sr Jr TP
1 Menjaga hubungan baik dengan setiap orang 78 19 3 0
2 Memaafkan kesalahan orang lain 59 36 4 1
3 Minta maaf apabila melakukan kesalahan 61 31 6 2
4 Membantu member jalan keluar 25 44 29 2
5 Mengunjungi tetangga di Rumah Sakit 40 37 21 2
6 Membantu tetangga 23 43 29 5
Jumlah 286 210 92 12

 

Implementasi Variabel Palemahan dalam Kehidupan Sehari-hari Bagi Masyarakat di Kecamatan Ubud dalam Mencapai Dharma Raksata Raksita

No Jenis Implementasi Pelaksanaan
Sl Sr Jr TP
1 Ikut serta membersihkan lingkungan 39 33 23 5
2 Membuang sampah pada tempatnya 49 46 4 1
3 Menegur orang yang membuang sampah sembarangan 19 30 43 8
4 Menyirami tumbuh-tumbuhan 40 35 22 3
5 Memadamkan alat listrik yang tidak perlu 57 29 11 3
Jumlah 204 173 103 20

 

PEMBAHASAN

Penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari bagi masyarakat di Kecamatan Ubud untuk mewujudkan semboyan “Dharma Raksata Raksita”, untuk variabel Parahyangan diperoleh bahwa 60% masyarakat di Kecamatan Ubud selalu melaksanakan Yadnya Sesa setelah masak. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Raras (2005), yang menyatakan bahwa Yadnya Sesa merupakan salah satu perwujudan Sadhana, yang bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara sang pencipta dengan ciptaanNya. Setiap umat Hindu di Indonesia pada umumnya melaksanakan Yadnya Sesa tersebut setelah masak, karena kebiasaan tersebut sudah mendarah daging.

Tri-Hita-Karana-Concept-for-Life

Variabel Pawongan, sebesar 78% masyarakat wilayah Kecamatan Ubud selalu menjaga hubungan baik dengan orang lain. Hal ini mungkin disebabkan karena mayarakat wilayah Kecamatan Ubud telah menyadari bahwa manusia sebagai mahluk sosial, manusia tidak dapat hidup menyendiri, selalu memerlukan bantuan dan kerja sama dengan orang lain. Karena itu hubungan antara sesamanya harus selalu baik dan harmoni. Hubungan antar manusia harus diatur dengan dasar saling asah, saling asih dan saling asuh,yang artinya saling menghargai, saling mengasihi dan saling membingbing. Hubungan antar keluarga dirumah harus harmoni. Hubungan dengan masyarakat lainya juga harus harmoni. Hubungan baik ini akan menciptakan keamanan dan kedamaian lahir batin di masyarakat. Masyarakat yang aman dan damai akan menciptakan Negara yang tenteram dan sejahtera.

Variabel Palemahan, sebesar 57% masyarakat di wilayah Kecamatan Ubud selalu memadamkan alat-alat listrik yang dianggap tidak sedang diperlukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mungkin sebagian besar masyarakat sudah menyadari akan keterbatasan sumber daya alam yang ada, sehingga dengan memanfaatkan energy listrik seperlunya akan dapat menghemat energi alam, dan dapat dinikmati oleh generasi berikutnya.

 

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan agar masyarakat selalu mengiplementasikan Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari guna mencapai Daharma Raksata Raksita. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar agar mengembangkan media yang tepat untuk media bagi masyarakat dalam memperoleh pencerahan ajaran Keagamaan, terutama yang berhubungan dengan implementasi Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkan mencapai Dharma Raksata Raksita.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 20012, “Implementassi Kebijakan”,(online), available :

jbptunikompp-gdl-derrisepti-24335-2-babii_d-x.pdf (1 April 2013)

 Anonim, 2013, “Tri Hita Karana”, (online), available :

http://id.wikipedia.org/wiki/Tri_Hita_Karana (1 April 2013)

Badan Pusat Statistik Kab. Gianyar, 2012, Gianyar dalam Angka (Gianyar in Figures) 2012, Gianyar : BPS.

Badan Pusat Statistik Kab. Gianyar, 2012, Kecamatan Ubud dalam Angka (Ubud in Figures) 2012, Gianyar : BPS.

Kobalen, A.S., 2001, Tata Cara Sembahyang dan Pengertiannya, Surabaya : Paramita.

Madrasuta, N.M., Siapa Sebenarnya yang Bekerja di Tempat Pelelangan Ikan ?, Media Hindu, Edisi 93, Denpasar : p : 12 – 15.

Malik, R., 2012, Bali Negeri Persembahan Pos Kuno Hindu Tumbuh Subur di Jaman Modern, Media Hindu, Edisi 100, Denpasar : p : 10 – 11.

Juliana I Nyoman, 2013,  “Implentasi Ajaran Tri Hita Karana Dalam Kehidupan”, (online), available :

http://kumpulandharmawacana.blogspot.com/2013/02/implentasi-ajaran-tri-hita-karana-dalam.html (1 April 2013)

Raras, N.T., 2005, Yadnya Sesa (Persembahan kepada Sarwa Prani), Surabaya : Paramita.

Riduan, 2005, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Bandung : Alfabeta.

Sandika Dika, 2012, “Tri Hita Karana”, (online), available :

http://imadesadikabagosgenjing.blogspot.com/2012/05/makalah-agama-tri-hita-karana.html (1 April 2013)

Sucipta, I.W., 2009, Hasil Kerja 50 Tahun, Majalah Gumi Bali SARAD, Nomor 109 tahun 2009, Denpasar : p : 12-13.

Takwan, I., 2010, Dasar-Dasar Budi Pakerti dan Keterpaduan Teladan, Surabaya : Paramita.

 

No Comments Yet.

Leave a comment