AFS Intercultural Exchange Program to JapanJenesys 2011-2012

Program pertukaran antar budaya tujuan Jepang telah berjalan dengan lancar, selamat dan sangat bermanfaat. Ini semua adalah berkat limpahan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa, doa restu, dukungan, bimbingan dan semangat yang diberikan oleh Orangtua, Bina Antarbudaya, semua kakak volunteer AFS, Bapak Drs.I MadeNengah,M.Pd (Kepala Sekolah SMA N 1 Ubud), Ibu Dra.Ni Ketut Karsi M.Pd (Waka Kurikulum), semua guru  SMA N 1 Ubud,  teman - teman SMA N 1 Ubud dan juga Bapak Bupati Gianyar Ir. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati.

Saya terpilih diantara tujuh peserta dari Indonesia yang berangkat untuk mengikuti program pertukaran antarbudaya ke Negara Jepang setelah melewati rangkaian seleksi di tingkat chapter, tingkat Nasional, dan tingkat Internasional yang pada awalnya diikuti oleh lebih dari 8000 orang siswa dari 15 chapter Bina Antarbudaya.

Saya bergabung dengan chapter terdekat yaitu Chapter Surabaya, karena di Bali belum memiliki chapter.  5 kali saya bolak balik ke Surabaya dan untung saja saya lolos seleksi. Program ini berlangsung sejak 23 Maret 2011 sampai awal Februari 2012, tetapi ternyata pada hari Jumat tanggal 11 maret 2011 terjadi bencana besar di Jepang. Gempa berkekuatan 8,9 SR mengguncang pantai timur pulau Honsyu diikuti tsunami dahsyat yang menyapu Fukushima, Miyagi dan Iwate, ditambah lagi meledaknya 2 reactor nuklir Fukushima Daiichi. Saya dan kawan - kawan jadi ragu karena saya ditempatkan di Ishikawa-Fukushima. Kami sekeluarga mengikuti terus perkembangan berita Fukushima via NHK Japan. Kontak email dengan Host Family di Ishikawa yang pada awalnya optimis jadi semakin pesimis, tempat Host Family di Ishikawa berjarak 200 km dari reactor nuklir.

Walaupun  sebenarnya  keberangkatan ke Jepang adalah 23 Maret, namun bencana yang melanda jepang terpaksa menunda keberangkatan kami. Tanggal 20 Maret  diadakan orientasi pra keberangkatan,  beserta ferewell party.Pada kesempatan ini kami harus mempersehbahkan tari daerah.

Sekitar 2 bulan kemudian ada pernyataan khusus dari Chairman AFS Japan bahwa tidak ada partisipan yang ditempatkan di Fukushima maupun Miyagi, berarti penempatan saya akan dipindahkan. Akhirnya ditetapkan keberangkatan ke Jepang tanggal 19 Agustus 2011, saya mendapat penempatan baru dengan keluarga baru dan sekolah baru, yaitu disebuah keluarga yang bertempat di Beppu Shi, Oita-ken, Kyushu Island. Host father saya, Hirota Yuji seorang guru matematika SMA, tempatnya mengajar cukup jauh, dengan kereta kurang lebih 1 jam perjalanan, jadi pagi - pagi beliau sudah berangkat bekerja dan jam 9 malam baru tiba di rumah. Host mother, Hirota Masayo  bekerja di kantor sekolah Beppu Tsurumigaoka High School (night school) yang berjarak sekitar 5 menit berjalan kaki, beliau bekerja mulai dari jam 1 siang dan tiba di rumah jam 10 malam, host brother saya Hirota Daiki adalah mahasiswa berprestasi yang sudah memasuki semester ke 3.Host little brother Hirota Tatsuki juga murid berprestasi yang duduk di kelas 2 Tsurumigaoka High School.Diabahkan telah mendapatkan juara 4 tennis di seluruh Oita Jepang, Setiap pulang sekolah dia pasti berlatih tennis sehingga baru tiba di rumah sekitar pukul 7.30 malam.Saya sekolah di Beppu Hamurodai High School, cukup dekat dan mudah ditempuh.

Pada persiapan keberangkatan, yang membingungkan hanyalah bagaimana caranya membawa semua barang keperluan.Sementara barang yang diperlukan banyak, tetapi berat maksimal bagasi hanya diperkenankan maksimal 20 kg. Yang wajib saya bawa adalah perangkat menari Baris, dari kostum, perlengkapan, dan keris, yang ternyata sudah memenuhi setengah koper, oleh oleh yang saya bawa.Pakaian adat Bali dan seragam batik SMA N 1 Ubud juga saya bawa serta.Tinggallah sedikit tempat untuk membawa beberapa potong pakaian saya,penuhlahsudah!Belum lagi gelungan  Baris yang harus dijaga dengan baik. Kami dilarang membawa telepon genggam dengan nomor aktif maupun laptop.

20 agustus 2011, kamitiba di Jepang, tepatnya di Haneda International Airport, Tokyo. Dengan sangat antusias dan jugatidak sabar ingin bertemu 250teman-teman AFS lainnya.Di Tokyo total 248 peserta(2 mengundurkan diri) mendapatkan orientasi kedatangan. Selama orientasi kami dibimbing oleh para Staff volunteer AFS,beberapa President Chapter, juga mendapatkan pengarahan dari Japan National Chairman of AFS, Takada Yuzo. Saat acara talent show saya dan beberapa peserta sangat beruntung  mendapatkan kesempatan mempersembahkan pertunjukan. Saya  membawakan Tari Baris Tunggal yang berasal dari Bali. Reaksi penonton luar biasa, mereka sangat kagum dan terpana dengan tarian Bali. Saya merasa bersyukur dapat menari tarian Baris Tunggal. Berat dan Repotnya membawa kostum beserta seluruh perlengkapan Tari Baris terbayar sudah.

Selesai sudah acara di Tokyo, kami menerima telepon genggam “softbank” Jepang untuk digunakan pada keadaan darurat. Kemudian saya dengan 3 peserta lain terbang bersama ke Oita, Kyushu Island. Kami berempat berdebar debar karena akan bertemu Host Family masing-masing, bagaimanakah mereka? Ramahkah? Baikkah? Akan senangkah mereka menerima saya? Walau kami berseri di wajah tetapi kami cemas. Dalam hati dengan seribu keraguan dan antusias. Saya merasa tertantang.

Kami tiba di Oita. Presiden chapter Oita, semua host family dan staf AFS sudah menanti kedatangan kami di airport. Kami berkenalan dan berfoto sejenak. Saya pulang bersama Host Mother, President Chapter Oita(Ibu Takagawa Michiko), dan Bapak Takagawa Takeshi. Beliau ternyata sangat ramah. Kebetulan kedatangan saya bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Host Father. Sesampainya di rumah keluarga Hirota, saya berkenalan dengan host father dan Host Brother, mereka juga ramah. Terdapat hiasan dinding yang bertuliskan “SELAMAT DATANG LEVANO“dan juga “HAPPY BIRTHDAY” Toosan memperkenalkan semua ruangan dan cara2 penggunaan alat2 tertentu juga memberi tahu kebiasaan kebiasaan keluarga Jepang.

Beberapa hari kemudian terdapat Bunkasai (Culture Festival)di Tsurumiagaoka High School. Saya diajak kaasan menghadiri acara Bunkasai di sekolah adik saya itu, acaranya sangat meriah.Pada tanggal 30 Agustus kaasan menemani saya ke Hamurodai High school, sekolah yang akan saya ikuti selama di Jepang untuk bertemu guru senior, sambil mengukur seragam sekolah karena tanggal 1 September saya resmi mulai sekolah di Beppu Hamurodai High School. Ternyata di sekolah sudah hadir Presiden Chapter Oita, ibu guru senior dan juga wartawan surat kabar Beppu. Kami berfoto bersama (Presiden Chapter, Kaasan, Ibu guru dan saya), kemudian Photo dan berita kedatangan saya di Beppu dimuat di surat kabar .

Pada Bulan September tanggal 1, saya memulai sekolah di Beppu Hamurodai High School.Hari pertama saya memperkenalkan diri kepada siswa siswidi kelas saya. Mereka gembira menyambut kedatangan saya,dan mereka telah menuliskan WELCOME LEVANO TO 2F pada papan tulis besar di kelas. Mereka sangat ramah dan bersahabat. Kepala sekolah dan semua guru-gurupun sangat ramah.

Beberapa minggu kemudian, ada acara Bunkasai di Beppu Hamurodai High School. Acaranya juga sangat meriah. Pada saat pembukaan Bunkasai, saya dipersilahan maju dan berpidato perkenalan  diri di hadapan seluruh  siswa Beppu Hamurodai High School. Saya berpidato dengan menggunakan bahasa Jepang yang menyampaikan keinginan saya untuk belajar bahasa Jepang, belajar banyak mengenai budaya Jepang, ingin mempunyai teman sebanyak-banyaknya di Jepang dan berharap hubungan antara Indonesia – Jepang ke depannya akan semakin baik. Semua yang hadir memberi respon yang sangat baik pada pidato saya.Selesai pidato, saya terkejut saat bertemu beberapa anak yang sengaja mencari dan menyapa saya dengan Bahasa Indonesia, “ Hallo Levano, selamat datang di Beppu”, merekapun memperkenalkan diri dalam Bahasa Indonesia dengan logat Jepang. Ternyata di sekolah ini terdapat kelas Bahasa Indonesia, Korean, Chinese, Spanish, Bahasa Thailand. Keesokan harinya acara Sport Festival yang mempertandingkan berbagaimacam cabang olahraga umum maupun permainan tradisional antar kelas. Kelas kami mendapat juara pada beberapa cabang. Pada lomba olah raga antar kelas, kelompok putra kelas kami mendapatkan juara 1 dan kelompok putri kelas kami mendapatkan juara2. Sungguh hari olah raga yang melelahkan. Otsukaresamadeshita ^^

Hampir setiap pagi saya dan host brother  jalan bersama karena bus stop berada di depansekolahnya, kami jalan kaki 3 menit dan bus selalu datang tepat pada waktunya. Setelah naik bus 15 menit sampailah saya di sekolah. Bel sekolah berbunyi pukul 08.15, begitu masuk kelas semua siswa diwajibkan membaca buku bebas selama 5 menit, tujuannya untuk menanamkan kebiasaan membaca. Setelah ritual 5 menit membaca barulah pelajaran dimulai sampai bel tanda istirahat berbunyi pukul 12.30, para siswa menikmati obento (kotak makan siang)masing masing. Setiap pagi kaasan selalu menyiapkan 2 obento, untuk host brother dan saya. Selesai istirahat,  pelajaran berlanjut sampai pukul 16.30, para siswa langsung membersihkan seluruh kelas sambil diiring musik yang diputarolehsekolah. Selanjutnya saya langsung mengikuti Bukatsu (ekstrakulikuler). Pada minggu pertama saya mengikuti semua kegiatan ekstrakulikuler yang ada agar saya dapat memilih ekskul yg akan benar benar saya tekuni. Koto leader mengundang saya untuk menjadi kotobu (member koto) karena pada saat saya mencoba coba memainkan lagu jepang “sakura” dengan koto, dia berpendapat kalau saya berpotensiuntuk bermain koto dengan baik. Koto adalah sejenis kecapi klasik dari Jepang. Para anggota kota sangat professional, mereka bermain koto dengan sangat baik dan berlatih koto setiap hari.

Setelah 1 minggu mencoba dan mengikuti semua ekskul, akhirnya saya memilih untuk menjadi kotobu. Disekolah selain ada instrument “koto”yang disimpan di ruang koto, juga ada ruang musik yang berisi berbagai instrument seperti piano, grand piano, flute, clarinet, trombon, terompet, drum, gitar, organ, dll.

Koto leader dan guru koto sangat senang saat saya memilih untuk menjadi kotobu. Setiap hari Sabtu guru professional koto datang ke sekolah dan mengajar grup koto kami mulai pukul 09.00 sampai 13.00. Tetapihari sabtu dan hari minggu adalah hari-hari sibuk dengan jadwal yang padat bagi saya, karena sebagai siswa pertukaran antarbudaya saya diwajibkan untuk belajar tentang budaya Jepang lebih banyak dan memperkenalkan budaya Indonesia kepada Jepang, jadi setiap sabtu dan minggu saya tidak bisa hadir di sekolah. Sabtu dan minggu adalah acara berkeliling Beppu, mengunjungi museum, tempat-tempat bersejarah, belajar seni Jepang seperti ikebana, acara keluarga atau juga menghadiri pertemuan/meeting AFS. Pertemuan AFS  diadakan setiap 2 kali setiap bulannya, kami 4 peserta AFS JENESYS di Oita (dari Indonesia, Finlandia, Amerika dan Thailand), bersama President Chapter Oita, staf AFS dan para host parent mengadakan evaluasi apakah peserta mendapatkan masalah/kesulitan di keluarga atau di sekolah? Apa saja pebedaan yangkami temukan di Jepang? Apakah host family mengalami masalah dengan peserta? Apakah sekolah ada masalah dengan peserta? Dan terkadang kami merangkai jadwal pertemuan dengan siswa pertukaran antarbudaya dari luar pulau Kyushu, dll. Selama kami berempat di Oita semuanya lancar dan baik-baik saja tidak pernah ada keluhan dari pihak manapun juga. Presiden Chapter Oita Takagawa Michiko-san juga menjadi LP (Liason Person) saya. Tugas LP adalah menjaga,menghubungi, memantau dan memastikan bahwa keadaan saya baik, dan juga memberikan Schedule-Schedule AFS selama saya berada di Jepang. TakagawaMichiko sudah menjadi presiden Chapter Oita lebih dari 30 tahun. Selesai orientasi kami biasanya dibawa berkeliling Beppu, Oita, Nagasaki, dll. Di Nagasaki kami melihat bagaimana dahsyatnya bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki yang menyebabkan dampak radiasi dalam waktu yang lama dan kerusakan yang hebat, dimana semua benda-benda di area ledakan meleleh, musnah. Bagaimana para penduduk di sana mencoba menyelamatkan keluarga dan dirinya masing-masing dari ledakan bom atom. Sungguh mengenaskan. Hingga hari ini, masih banyak Negara-negara yang memiliki bom nuklir yang mempunyai daya ledak jauh melebihi bom Hiroshima-Nagasaki. Sungguh ironis!

Pada kelas Koto, Guru koto memberikan beberapa lagu untuk saya pelajari sambildibantu oleh koto leader agar permainan koto saya tepat dan baik. Setiap hari saya berlatih koto dari jam 16.30 sampai dengan jam 19.30. Guru Koto memberitahu saya tentang adanya kompetisi Koto musim dingin dan ini adalah kompetisi yang sangat penting. Jika saya mampu menghafal dan memainkan lagu tradisional Jepang, “Rokudan” dan lagu pilihan khas Jepang “kachouhuugetsu” dengan baik, saya akan diajak untuk mengikuti kompetisi tersebut.

Pendaftaran Kompetisi Koto harus dilaksanakan 1 bulan sebelumnya. Sehingga guru koto segera mendaftarkan nama saya ke panitia Kompetisi Koto. Guru profesional Koto akan melihat bagaimana permainan koto saya sebelum kompetisi. Jika saya mampu memainkan lagu wajib Rokudan dan lagu pilihan “kachouhuugetsu” dengan baik maka saya di izinkan tampil. Tetapi Jika pada hari kompetisi saya belum dapat memainkannya dengan baik, maka nama saya yang sudah didaftarkan akan dibatalkan/ di cancel. Tetapi selama saya mengikuti Ekstra kurikuler Koto, saya hanya bertemu guru profesional tidak lebih dari 3 kali. Sehingga guru profesional koto belum sempat mengecek permainan koto saya. Apakah layak untuk dipertandingkan atau tidak.

Pada hari terakhir, tepat 1 hari sebelum kompetisi, guru koto sengaja datang ke sekolah (pada hari Jumat) untuk melihat dan mengecek permainan koto Hamurodai High School, beliau mengingatkan kembali bahwa kalau permainan saya sudah sempurna saya harus ikut kompetisi dan bila kurang baik, saya tidak boleh ikut. Saya segera memainkan lagu pertama dan beliau puas dengan permainan saya, di lanjutkan dengan lagu kedua yang bertempo lebih cepat. Kemudian setelah saya memainkan lagu ke dua, guru profesional koto tersebut berbisik-bisik kepada guru ekskul koto, beruntung sekali ternyata beliau juga puas dengan permainan lagu ke 2 tersebut. “Levano, tottemo yokattayo. Ganbatta desu ne, Ashita no taikai sanka shitekudasai! Hee, yokattane..”,(sangat baik. Anda telah bekerja keras. Silakan bergabung dengan turnamen besok! Sungguh melegakan.) beliau mengizinkan saya untuk mengikuti pertandingan koto pada tanggal 24 Desember tersebut.Kami segera mengepak koto untuk dibawa ke lokasi kompetisi di Oita keesokan harinya.

Akhirnya hari kompetisi tiba, hari yang telah kami persiapkan matang-matang. Jantung mulai berdetak kencang saat pertandingan dimulai. Nama Hamurodai High School pun di panggil. Mereka juga menjelaskan bahwa saya adalah siswa pertukaran antarbudaya dari Bali, Indonesia. Ketika tirai panggung dibuka, saya melihat banyakjuri yang duduk di barisan depan. Kesalahan memetik koto, kesalahan penekanan, dan kesalahan tempo akan sangat mengurangi point. Setelah perform selama 14 menit. Ke 2 lagu tersebut selesai dimainkan.

Pertandingan telah selesai. Kami menunggu sekitar 40 menit dan para juri mengumumkan hasil pertandingan. Ternyata kami dari Hamurodai High School mendapatkan juara ke 2 se-Oita.( Pada tahun sebelumnya Hamurodai High School mendapat juara ke 3.). Kami merasa sangat bersyukur dan bahagia. Kami mendapatkan piala dan beberapa piagam antara lain dari beberapa stasiun TV Jepang. Juara 1 jatuh ke Usuki High School, sehingga Usuki High School berhak maju ke kompetisi tingkat Nasional.Guru koto Beppu Hamurodai memperkenalkan saya kepada guru-guru dari sekolah lain dan siswa-siswanya. Disamping menjadi kotobu, sayapun menjadi member ESS dan juga mengikuti  pelajara kaligrafi.

Pada bulan Desember diadakan Speech Contest, setiap sekolah diwakili oleh 1 siswa dan yang diutamakan adalah siswa-siswa pertukaran antarbudaya. Dari Beppu Hamurodai High School ada 2 siswa pertukaran antarbudaya, yaitu saya dan juga Kane dari Australia yang sudah datang5 bulan lebih dahulu dari saya karena dia adalah peserta pertukaran pelajar dari Organisasi lain.  sehingga ia berbahasa Jepang lebih baik, karena itu dia yang mengikut kontes.Sayapun diundang untuk menghadiri speech contest tersebut.

Perayaan Natal di Beppu ternyata sangat meriah, malam hari saya dan keluarga pergi ke pantai untuk menyaksikan kembang api. Kembang apinya diiringi music yang spektakuler. Pada hari Natal kami berkumpul di rumah Kakek dan Nenek. Kakek nenek , sepupu-sepupu,  paman bibi sangat baik dan ramah. “sejak kedatangan Levano di Beppu, paman bibi beserta semua sepupu dan keluarga selalu datang ke Beppu untuk menemui Levano, kita sekeluarga jadi sering berkumpul. Terimakasih Levano” kata Kakek dan Nenek. Setiap hari sabtu Minggu, Sepupu-sepupu saya pasti mengetuk pintu rumah kami dan bertanya” Apakah Levano ada?”.Kakek dan nenek tinggal di sebelah kanan rumah kami. Saya senang bermain shogi (catur jepang), ternyata permainan catur Jepang lebih rumit dibanding catur barat karena shogi mempunyai bidak yang lebih banyak dan bidak yang telah di kalahkan dapat di gunakan lagi.Saya bermain sogi melawan kakek,  paman atau kakak. Saya bisa mengalahkan Kakek, paman, sepupu-sepupu saya, tetapi tidak bisa mengalahkan kakak saya. Dia termaksud pemain Shogi profesional.

Masyarakat Jepang sangat menjaga kebersihan lingkungan. Sampahpun harus dipisah antara sampah daur ulang, organik, dll. kaleng bekas minuman dan botol harus digepengkan sampai pipih, bahkan sampah minuman kardus atau wadah harus dicuci terdahulu baru kemudian digunting dengan pola yang sudah ditentukan dan barulah dimasukan ke kantong sampah khusus yang akan di ambil oleh tukang sampah pada jadwal yang telah ditentukan.

Tanggal 11 Desember 2011,sebagian peserta-peserta JENESYSprogram 2 minggu datang ke Oita karena itu di Oita diadakan Welcoming Party. Saya, peserta dari Amerika dan Finlandia diundang datang dan ikut membawakan acara, saya menarikan tari Baris Tunggal, kawan dari Amerika berpidato, dan kawan dari Finlandia membawakan folk dance khas Finland. Acara pertama adalah pidato oleh Presiden Chapter Oita yang dilanjutkan dengan makan siang, saat peserta JENESYS program 2 minggu menyantap hidangan, saya menari baris di panggung. Ternyata semua penonton berhenti makan hingga tarian usai dan mereka memberi applause yang sangat meriah. Setelah berganti pakaian saya kembali ke ruang makan, dan sesampainya saya di ruang makan, di luar dugaan saya ternyata semua penonton langsung berdiri dan sekali lagi memberi applause untuk yang kedua kali.

Pada tanggal 14 Desember Bapak Walikota Beppu, Hamada Hiroshi-san mengundang siswa pertukaran budaya AFS JENESYS. Kami berterima kasih kepada Bapak Walikota karena telah memperkenankan kami tinggal di Beppu. Beliau mensuport kami untuk program pertukaran budaya, beliau juga memperkenalkan Beppu lebih mendalam.Beppu adalah tempat pariwisata yang terkenal, karena jumlah onsen(sumber air panas alam)nya sangat banyak juga tipe onsen yang ada di Beppu adalah yang terlengkap di dunia, ada juga onsen yang tidak dapat digunakan karena bersuhu tinggi. Ada sumber air panas berwarna merah, ada yang bertekanan sangat tinggi sehingga setiap beberapa menit akan menyembur, ada yang pekat seperti magma, ada juga yang berwarna biru dll. Selain onsen yang sangat dibanggakan juga ada sandbath/tubuh dikubur pasir panas(hanya kepala yang menyembul di permukaan tanah) yang diakhiri dengan berendam di onsen. Suasana Beppu sangat santai karena jumlah penduduknya tidak banyak, jalan jalan lengang pada sore hari, tapi disiplin masyarakat Jepang dalam berlalu lintas memang  luar biasa, para pengendara kendaraan bermotor selalu berhenti saat lampu merah walaupun tidak ada satu orangpun yang menyebrang, begitu pula dengan pejalan kaki dan pengendata sepeda, mereka menyebrang hanya saat lampu penyebrangan berwarna hijau. Jika rambu merah menyala,  Mereka tidak akan menyebrang jalan walau tidak ada satu kendaraan bermotorpun yang lewat. Jadi kecelakaan lalu lintaspun sangat jarang. Yang boleh mengendarai kendaraan bermotor hanyalah mereka yang sudah mempunyai SIM, semua anak SMA hanya boleh jalan kaki atau bersepeda, dan semua yang berusia dibawah 20 tahun dilarang minum minuman beralkohol.Jika terdapat kerusakan jalan, maka perbaikan akan dilaksanakan malam hari dan keesokan harinya jalan sudah bersih dan layak pakai.

JENESYS mengundang saya datang ke Tokyo pada tanggal 17 Desember 2011 untuk menghadiri JENESYS Festival.Dari airport Oita saya berangkat seorang diri ke Tokyo. Sesampainya di Tokyo sudah ada saff AFS yang menjemput dan mengantarkan saya ke hotel yang sangat mewah untuk menghadiri JENESYS Festival yang dihadiri oleh sekitar 4000 orang yang terdiri dari 3000 peserta pertukaran antarbudaya 2minggu di Jepang danpeserta pertukaran antarbudaya semester (program yang saya jalani), dan sisanya adalah National Director AFS JAPAN, pejabat Departemen Luar Negeri Jepang,  dan pejabat-pejabat tinggi lainnya, para President Chapter, dan Staff AFS . Kami semua direkam saat menyanyikanlaguAFSbertemaperdamaian.Keesokan harinya kami menuju  Tokyo Dysneyland

Tahun Baru 2012, sekolah libur selama 2 minggu. Liburan kami isi dengan berseluncur es bersama teman-teman sekolah. Setelah itu kami menuju YOU ME Town untuk mengambil photo purikura (photo box),Saya dan teman-teman senang berfoto purikura untuk kenang-kenangan. Kami juga sempat pergi ke Karaoke. Benar-benar 1 hari yang menyenangkan.

Suatu hari, saya diundang ke sekolah malam Beppu Tsurumigaoka High School. Disana saya diminta oleh guru bahasa Inggris untuk mengajar beberapa kelas.Ada dua guru B.Inggris disana, yaitu guru yang berasal dari Jepang dan seorang guru dari Amerika. Mereka sangat ramah. Dikelas saya memperkenalkan diri dengan bahasa Inggris dan menceritakan tentang Indonesia. Semua murid sangat antusias mengikuti.Saya diundang juga untuk menari Bali di acara Bunkasai (culture festival) di sana, merekapun berterimakasih dan sangat terkesan.

Beberapa minggu kemudian saya dan 3 teman siswa pertukaran antarbudaya yang berada di wilayah Oita diundang untuk mengajar B.Inggris kembali. Kali ini di sebuah Junior High school favorite di Oita. Kami mempresentasikan Negara kami masing-masing (Amerika, Findandia, Indonesia dan Thailand)dalam B.Inggris, Semua murid harus mendengarkan dengan baik karena  akan diadakan sesi tanya jawab. Saya mempresentasikan Indonesia umumnya dan Bali khususnya. Saya memperkenalkan pada mereka tentang Indahnya Bali, kebudayaan Bali, tarian, musik dan makanan khas Bali, dll. Tempat wisata indah di Indonesia pun saya perkenalkan, seperti Raja Ampat, Pulau Komodo, Kalimantan, dll. Kami mengajar 3 kelas selama 3 Jam pelajaran. Mereka sangat antusias dan terkesan. Anak-anak menanyakan banyak hal tentang kebiasaan di Indonesia. Pada akhir pelajaran anak -anak meminta photo bersama kami. Sungguh pengalaman yang menarik.

Waktu cepat sekali berlalu, tidak terasa sudah 5 bulan saya di Beppu,Oita. Saya mendapatkan keluarga baru, teman-teman baru yang baik dan ramah, dan Guru-guru yang baik dan ramah. Pesta perpisahan di sekolah diadakan tanggal 29 Januari, saya berpidato perpisahan di hadapan semua teman teman kelas 2 SMA. Kemudian kertas pidato saya di photocopy dan dibagikan ke semua walikelas 1 sma dan wali kelas 3 sma untuk dibacakandi kelas 1 dan kelas 3 oleh masing masing wali kelas. Sungguh berat membaca pidato perpisahan.

Tanggal 30 Januari adalah hari terakhir saya bersekolah di Beppu Hamurodai High School, sebelum pulang saya mengucapkan terima kasih untuk terakhir kalinya di depan Kelas. Saya dan teman-teman sudah merasa sangat dekat. Saya merasa sangat sedih untuk berpisah dengan mereka, mereka pun sedih bahkan sampai menangis, kami melewati saat-saat suka duka bersama. Teman-teman meberikan banyak sekali kenang-kenangan, kami berphoto bersama. Bahkan teman kelas saya memberikan kenang-kenangan yang dibuat oleh semua siswa di kelas saya. Selain itu, klub Koto menyiapkan surprize party untuk saya, mereka mengenakan Yukata(pakaian tradisional Jepang) dan memainkan lagu baru khusus untuk saya, disamping itu juga memberikan kenang-kenangan hasil kreasi mereka. Saya tidak tahu kapan mereka mempersiapkan semua itu. Club ESS pun memberikan surprize party kepada saya. Mereka sengaja memberikan dvd yang berisi kenangan pesan-pesan dari angota club. Teman-teman dari kelas lain pun menyampaikan perpisahandan kenang-kenangan. Sungguh mengharukan. Beppu Hamurodai High School memberi sertifikat dan rapor hasil selama saya belajar disana. Sangat beruntung Rapor saya bernilai perfect dan baik.

AFS Oita pun mengadakan farewel party untuk kami berempatpara siswa pertukaran antarbudaya. Saya menyiapkan pidato kejutan untuk keluarga Hirota, terutama untuk Kaasan. Setelah saya membacakan pidato perpisahan dalam bahasa Jepang, saya juga memberikan bouquet bunga yang telah saya persiapkan sebelumnya sebagai hadiah kejutan. Suasana di ruangan jadi penuh haru.

Pesta perpisahan dengan keluarga, saudara, tetangga pun dilaksanakan dengan sangat meriah dan penuh kehangatan. serangkaian penampilan music, tarian, sulap dll, sebagai akhir acara saya  menari tari Bali, Baris Tunggal. Penonton bertepuk tangan dengan sangat meriah setelah tarian usai. Mereka sangat mengagumi tarian Bali.

Tanggal 2 Februari 2012 salju turun dengan lebat tidak seperti hari-hari biasanya. Itu adalah hari terakhir saya di Beppu.  Setelah perpisahan saya masuk ruang keberangkatan dan meninggalkan Beppu.

Selamat Tinggal Beppu,terimakasih atas semua kenangan yang indah, pada suatu hari nanti saya pasti akan datang lagi.

Hari-hari terakhir di Tokyo saya bertemu dengan Chairman AFS National Japan, kemudiansiswa pertukaran antarbudaya AFS JENESYS diundang ke kantor Kementrian Luar Negeri Jepang . Disana kami sudah ditunggu oleh pejabat penting Kementrian Luar Negeri dan disambut dengan sangat-sangat ramah. Mereka menyampaikan selamat jalan kepada kami. Kami pun berphoto bersama sebelum meninggalkan Jepang.Saya sangat berterima kasih kepada Pemerintah Jepang, Kepada JENESYS, Kepada AFS Jepang, AFS Indonesia/Bina Antarbudaya, dan semua pihak yang membantu serta mendukung sehingga program ini berjalan dengan lancar dan selamat.

Tanggal 5 Februari dari Tokyo pesawat Garuda Indonesia membawa kami bertujuh kembali ke tanah air. Semoga semua pengalaman berharga selama 5 bulan pertukaran antarbudaya di Jepang akan sangat bermanfaat bagi perjalanan hidup kami semua dan bermaanfaat bagi bangsa Indonesia.

No Comments Yet.

Leave a comment